Gunung Merbabu, gunung ini terletak di kabupaten Boyolali, katanya sih artinya dari segi bahasa merbabu itu artinya pelayan wanita hihihi. Entah gimana sejarahnya yang jelas artinya sih gitu kayaknya, itu gak saya bahas di sini, karena judulnya tips pendakian ya hahaha. Gunung ini termasuk gunung api yang udah gak aktif, jadi ya, sudah tidak ada kawah aktif di puncaknya.
Ok gaes, sebelumnya FYI, saya mendaki gunung ini sekitar bulan Maret kemarin lewat jalur pendakian Selo tepatnya lewat Gancik, saya mendaki ke sini bersama 2 orang tim pendaki Coeg lainnya. Buat kalian yang berencana mau mendaki ke Merbabu, berikut saya berikan sedikit saran buat kalian.
1. Transportasi ke basecamp
Foto : Mukanya pucet, maaf ini foto pas udah turun 😀
Nah, ini hal paling pertama yang mesti diperhatiin ya gaes, mengingat kita mau mendaki lewat Selo, dimana daerah ini belum terjamah transportasi umum yang memadai. Ada beberapa pilihan kalau kalian mau mendaki ke Merbabu lewat Selo. Pertama, menggunakan kendaraan pribadi, untuk yang ini, perhatikan fisik kendaraan kalian dengan benar, karena jalan dari Magelang ke Kecamatan Selo banyak yang rusak, bahkan kalau hujan, kalian bisa menemui jalanan dengan ketinggian air sampe 20 cm. Hal lain yang penting adalah lampu kendaraan, karena jalur ini banyak dilalui truk pengangkut pasir, kalo gak salah sih pasir dari gunung Merapi soalnya gunung Merbabu masih tetanggaan sama gunung Merapi. Pilihan kedua, kalian bisa menggunakan jasa angkutan jemputan dari basecamp, ini bisa kalian cari informasinya di forum-forum pendakian. Namun untuk pilihan yang satu ini biasanya perlu minimal jumlah pendaki yang cukup, kalo gak salah sih 6 orang udah cukup. Biasanya dijemput pake mobil dari titik penjemputan sampe ke basecamp.
2. Istirahat di basecamp
Foto : Nasi goreng di basecamp
Berbeda dari gunung-gunung lain yang pernah saya daki, basecamp di jalur Selo punya banyak pilihan. Jika di gunung lain basecamp hanya dikelola oleh sekelompok warga saja, kalau di sini basecampnya bisa pilih sendiri di rumah-rumah warga yang juga dijadikan basecamp. Banyak macem-macem nama basecampnya. Kalian bisa pilih saja yang kalian ingin, kalo saya sih asal masih kosong aja kita tempatin dan fasilitasnya lengkap, minimal wc sama pinjaman selimut hehehe. Oh ya, kalian bisa pesen makanan ataupun minuman di basecamp dengan harga yang terjangkau.
3. Pengurusan Simaksi alias perizinan
Simaksi (surat ijin masuk kawasan konservasi) atau gampangnya mengurus perizinan mendaki di sini sudah dimudahkan. Pengelola basecamp akan memberikan buku tamu dan tiket masuk kawasan wisata serta premi asuransi.
4. Perlengkapan
Carrier, kalian bisa bawa carrier sesuai kebutuhan, kalo saya bawa tenda jadi bawa carrier agak gedean diatas 70 liter.
Alas kaki, saya malah memilih sandal jepit waktu itu hahaha, karena jalurnya memang tidak terlalu ekstrim dan banyak landainya, tapi ternyata waktu perjalanan turun sandal yang saya pake putus bagian sampingnya. Untung bisa pinjem sepatu temen buat lanjutin perjalanan.
Tracking pole, walau banyak landai bukan berarti tanpa tanjakan, pada jalanan menanjak memang alat yang satu ini tidak terlalu dibutuhkan, tapi ketika turun, ini sangat membantu untuk mengerem hehehe.
5. Waktu pendakian
Waktu terbaik mendaki ke Merbabu menurut saya adalah pagi hari, kenapa? di sini pemandangannya terlalu keren kalau kalian lewati pas malam hari. Jadi bisa berjalan santai sambil foto-foto tiap 5 meter hahaha.
6. Tempat ngecamp
Foto : Ngecamp di pos 3
Ini nih hal yang penting dalam pendakian, Sabana 1 atau Sabana 2 bisa jadi prioritas tempat kalian mendirikan tenda, karena selain pemandangannya bagus banget, di sini juga luas dan banyak temennya, diantaranya kawanan monyet liar hehehe. Istirahat lebih awal karena pagi-pagi buta mesti bangun buat summit attack.
7. Summit attack
Untuk summit attack demi mendapatkan pemandangan sunrise, usahakan bangun pagi-pagi buta. Berjalan pelan tapi pasti lebih baik daripada terburu-buru karena oksigen jam-jam segitu lagi tipis-tipisnya. Jangan lupa sarapan sebelum summit walaupun sedikit untuk menghangatkan badan dan mencegah masuk angin. Tinggalin tenda atau bawa aja? Itu pilihan, masing-masing ada konsekuensinya, kalau ditinggal resikonya bisa kehilangan barang atau tenda yang diacak-acak kawanan monyet yang suka cari makanan ke pemukiman tenda. Tapi sejauh saya mendaki, dimana selalu meninggalkan tenda dan cuma bawa satu carrier saja untuk summit attack belum pernah mengalami kehilangan barang. Kalopun mau tinggalin tenda, pastikan barang berharga dibawa semua ya, jangan lupa juga bawa jas hujan/mantel. Karena cuaca di puncak sama sekali gak bisa ditebak. Nebak cuaca di puncak ibarat nebak si doi suka gak sama kita. Yes, susah sekali, dikit-dikit berubah sikap, eh berubah cuacanya maksudnya. Di Merbabu ada 3 puncak, Kenteng Songo, Syarif, dan Trianggulasi. Kalau punya banyak waktu dan tenaga bisa deh coba ke masing-masing puncak. Kalo saya sih Kenteng Songo juga udah cukup hehehe.
8. Turun kembali ke basecamp
Di jalur selo ini biasanya ada tukang ojek yang siap mengantar dari Gancik Hill Top sampe basecamp. Buat yang udah cape dan pengin cepet-cepet sampe basecamp kalian bisa ngojek, sekitar 10rb saja. Hitung-hitung sekalian membantu perekonomian warga sekitar juga kan.
Cukup deh itu aja tipsnya, ini semua opini pribadi admin saja, kalau ada poin yang bikin kurang berkenan atau kurang bisa dimengerti silahkan komentar aja ya gaes, gratis kok hehehe. Dan sifatnya hanya referensi saja buat kalian yang mau mendaki ke sini, karena situasi dan kondisi sekarang mungkin sudah berbeda yah.
Oh ya ingat selalu slogan pendakian ini “Jangan ambil apapun kecuali foto, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak”.